Sunday, April 8, 2007

Anda Bisa Ikut Memperbaiki Citra Negara dengan Menggunakan Open Source

Tahukah Anda bahwa Indonesia juga termasuk dalam daftar bangsa pembajak terbesar di dunia?

Indonesia boleh sedikit bersyukur, karena semenjak diberlakukannya UU HAKI pada tahun 2002, pembajakan mulai menurun, meskipun hanya 1%. Sebagian besar penurunan ini adalah andil dari perusahaan-perusahaan besar yang mulai meninggalkan perangkat lunak bajakan dan kemudian menggunakan perangkat lunak komersial. Bukan tidak mungkin angka ini di tahun depan akan turun lagi 1% dikarenakan warnet dan game center juga mulai meninggalkan perangkat lunak bajakan (sebagian kecil menggunakan perangkat Lunak Komersial, dan sebagian besar menggunakan perangkat lunak Open Source).

Mengapa perangkat lunak bajakan tumbuh subur di Indonesia ? Ada beberapa alasan yang bisa disebutkan.
1. Susah untuk mendapatkan yang aslinya.
2. Tidak punya uang untuk membeli yang asli.
3. Tidak ada alternatif lain yang murah dan tidak melanggar hukum (sebelum ada Open Source)
4. Versi bajakan lebih mudah didapat dan amat sangat murah.

Apakah alasan-alasan ini masih relevan sampai sekarang? Beberapa masih dan beberapa tidak.
• Alasan pertama sudah mubazir, karena dengan kemajuan teknologi, khususnya internet, semua bisa dilakukan dengan mudah dan cepat, bahkan sekalipun dibatasi dengan jarak yang jauh. Di Indonesia memang belum banyak perwakilan yang menjual dagangannya, tetapi boleh dibilang internet sekarang ini telah menjadi kepanjangan tangan dari para produsen perangkat lunak tersebut.
• Alasan kedua produk asli mahal harganya hanya berlaku untuk kalangan menengah ke bawah. Orang kaya apalagi perusahaan besar sangatlah memalukan jika masih menggunakan alasan ini. Alasan ini mungkin sangat cocok jika dikatakan oleh para pengusaha warnet yang sebagian besar pengusaha kelas menengah kebawah (itu sebabnya mereka banyak yang memilih Open Source).
• Alasan ketiga sudah tidak berlaku lagi sekarang ini, karena adanya Open Source Linux yang merupakan alternatif sangat menjanjikan. Kualitas Linux boleh dibilang tidak kalah dengan Windows, bahkan dalam beberapa hal Linux lebih unggul daripada Windows. Yang menjadi masalah adalah tidak ada pihak yang serius menjajakan Linux, bahkan pemerintahpun sepertinya setengah hati dalam memberikan alternatif ini.
• Alasan barang bajakan murah sampai sekarang masih berlaku dan akan terus berlaku selama hukum tidak ditegakkan dengan serius dan aparat masih bisa bermain-main dengan para pembajak. Dan yang lebih parah lagi jika pemerintah, termasuk aparat didalamnya, juga tetap ikut mempergunakan barang bajakan ini.
• Alasan kelima, sekalipun pemerintah (khususnya Kementerian Ristek) memiliki program IGOS (Indonesia Goes Open Source) untuk mengurangi penggunaan barang bajakan, tetapi tanpa dukungan banyak pihak, program ini sepertinya tidak akan pernah berjalan dengan mulus. Jadi sebelum pihak Kementerian Ristek patah semangat karena seperti berjalan sendirian tanpa teman, ayo kita semua ikutan mendukungnya ....!

Sekarang ini hanya ada dua cara untuk memperbaiki citra Indonesia yang sudah terkenal sebagai negara pembajak, yaitu dengan menggunakan perangkat lunak komersial (baca Windows) atau menggunakan perangkat lunak Open Source (baca Linux). Windows, karena harganya cukup mahal, lebih cocok jika dipergunakan oleh mereka yang kaya. Mengingat negara kita masih tergolong negara miskin, jadi Windows bukanlah alternatif yang baik untuk memerangi pembajakan.

Inilah Daftar 5 Besar Negara Pembajak seDunia:

2003

1. Vietnam (92%)
2. China (92%)
3. Ukraina (91%)
4. Indonesia (88%)
5. Zimbabwe (87%)

2004

1. Vietnam (92%)
2. Ukraina (91%)
3. China (90%)
4. Zimbabwe (90%)
5. Indonesia (87%)

No comments: